Skip to main content

Mimpi yang Tak Tertunda

"Teruslah bermimpi karena kau tak kan pernah tau Tuhan akan membawamu kemana"

         Ya, itu adalah motto ku. Jangan pernah berhenti bermimpi. Sebenarnya saya bukan tipe orang pemimpi ataupun suka merencanakan masa depan. Dari kecil hingga bangku sekolah, saya hanya berjalan mengikuti apa yang seharusnya saya turuti. Duduk di bangku SD dan SMP tanpa sesuatu yang spesial. Berlalu seperti biasanya. Belajar di sekolah, pulang, kerja tugas, bahkan untuk mengulang pelajaran pun hanya ku lakukan ketika sehari sebelum ujian.

     Memasuki masa putih abu-abu, saya mulai mengaktifkan diri dengan bergabung di salah satu ekstrakurikuler besar di sekolah. Ya, kali pertama saya sering pulang lebih lama bahkan bisa latihan hingga malam hari. Hingga di bangku kuliah, saya mulai untuk membuka diri mengikuti berbagai organisasi. Menyesal ? Iya. Kenapa ? Karena baru merasakan indahnya bersosialisasi dan berorganisasi di saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Sungguh, sangat terlambat. Tapi, tidak ada kata terlambat dalam memulai sesuatu yang baru. Pulang hingga larut malam, mengikuti kegiatan berbau sosial dan pendidikan.

        Di tahun kedua saya berkuliah, dengan mengikuti berbagai tesnya, saya diterima sebagai salah satu penerima beasiswa. Mungkin, salah satu alasan saya diterima adalah karena telah mengikuti berbagai organisasi di dalam kampus maupun luar kampus. Dan, dari sinilah sedikit demi sedikit saya mulai belajar.  Merancang peta hidup. Pengetahuan tentang peta hidup saya dapatkan ketika mengikuti camp yang diikuti oleh seluruh awardee beasiswa dari Sabang sampai Merauke. Salah satu mimpi utama saya saat itu adalah travelling. Entah karena sudah dibiasakan dari kecil untuk selalu "jalan", lagi semangat-semangatnya ingin melanglang buana atau karena mengikuti trend ?? Intinya, saya ingin melakukan sebuah petualangan yang tidak biasa.

Apalah arti dari sebuah mimpi, ketika tidak diiringi dengan langkah aksi

         Ya, Tuhan menunjukkan jalannya. Saya dipertemukan dengan dua orang sahabat yang mempunyai visi yang sama dengan ku. Akhirnya kami (bertiga) menyusun rencana travelling pada awal tahun 2015. Tapi, ternyata kita terkendala dengan biaya yang mengaharuskan kami untuk memutar otak mengumpulkan semua dana.

         Kisah inipun dimulai. Saya dan dua orang temanku mulai untuk berdagang. Jualan jilbab hingga yang paling lama adalah jualan kimbab. Secara bergantian kami membuat kimbab lalu dijualkan ketika ada event besar. Keluar dari zona nyaman. Pertama kalinya melakukan kegiatan berdagang dan merasakan susahnya mencari uang. Waktu telah berjalan enam bulan, kami masih terus berusaha tapi terhenti dikarenakan harus melaksanakan tugas negara, alias KKN. Setelah itu kami vakum untuk beberapa bulan. Hingga pada suatu hari, kami mendengar adanya tiket pesawat promo. Tanpa pikir panjang, kami langsung melakukan pemesanan tiket sendiri tanpa melaui agen atau travel. Semua ini hanya bermodalkan NEKAT. Karena sejujurnya, dana kami belum terkumpul sepenuhnya. Biaya tiket ini kami dapatkan dari hasil jualan yang selama ini kita lakukan. Dan, ya, tidak ada uang yang tersisa. Uang sudah habis untuk dibelanjakan tiket pesawat.

Beberapa bulan kemudian, H-Seminggu.
       Uang kami belum tercukupi. Bahkan satu orang temanku tidak diizinkan untuk berangkat padahal tiket pesawat sudah ada di tangan. Tapi, dengan kehendak-Nya, pada tiga hari sebelum keberangakatan, ia di izinkan untuk ikut. Dan untuk saya sendiri, mau tidak mau sebagian dana saya dapatkan dari orang tua. Kebetulan, selama empat semester terakhir saya jarang meminta uang jajan. Jadi, itu adalah pemberian sebagai bentuk hadiah selama beberapa semester tidak minta uang jajan ^_^
          Harinya pun tiba, Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. Walaupun kami bepergian ala backpacker tanpa guide dan ini adalah kali pertama ku menginjakkan kaki di negeri orang, tapi rasanya sungguh luar biasa. Berjalan, melihat sekeliling, tersesat, bersosialisi, bertanya, begitu seterusnya.
Saat tersesat, melihat peta jalan
      Pernah suatu hari, kita tersesat dan tidak tau arah pulang. Padahal menurut peta jalan, kita sudah di arah yang benar. Bertanya di orang-orang sekitar tapi tidak ada yang tau hingga kita menemukan pos polisi dan akhirnya bertanya. Untungnya, pak polisi mengetahui jalan menuju hotel kami dan menunjukkna arahnya. Alhamdulillah, setelah beberapa jam tersesat, akhirnya kami dapat menemukan hotel kembali 😄. Ternyata, kita datang dari arah belakang hotel, itulah kenapa kita bingung sendiri saat melihat peta dan jalanan yang terasa asing. Wajar sih, soalnya kejadian ini terjadi di malam pertama berada di Kuala Lumpur. Inilah perbedaan antara traveller dan tourist. Traveller get lost but tourist don't.
       Walaupun sudah tersesat berkali-kali, tapi berkelana seperti itu membuat saya candu untuk ingin melakukannya lagi. Candu untuk berpetualang. Saya ingin kembali, entah ke negara apa lagi. Tapi, semua tidak mudah, butuh perencanaan yang matang agar semuanya dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, membuat perencanaan adalah salah satu faktor terpenting sebelum melakukan travelling. Saya pun membuat perencanaan ke Kuala Lumpur ini dari setahun sebelumnya dan tentunya dengan modal low budget. Nah, untungnya saat ini para traveller sangat didukung oleh aplikasi pemesanan tiket secara online yang mumpuni, yaitu aplikasi Skyscanner. Ya, biaya transportasi adalah salah satu pengeluaran biaya terbesar ketika melakukan travelling. Solusinya, ada di skyscanner. Di aplikasi ini, kita dapat menemukan harga tiket termurah di setiap bulannya, sehingga memudahkan untuk mencari tiket sesuai budget dan dengan jadwal yang diinginkan. Jangan lupa untuk selalu mengecek jadwal penerbangan pada aplikasi atau web skyscanner karena terkadang promo hanya datang di waktu-waktu tertentu.
         Jadi, tidak ada lagi kata impossible karena sebenarnya impossible berarti I'm Possible. Juga tidak ada  lagi kata terlambat ketika kalian ingin memulai hal yang baru. Jangan hanya sekedar bermimpi jika tidak dibarengi dengan aksi. Kita tidur saja, belum tentu kita bisa bermimpi. Apalgi kalau tidak tidur, bagaimana mimpi itu bisa ada ? Sama dengan dunia nyata, kita berusaha saja belum tentu hasilnya bisa sesuai dengan keinginan, apalagi kalau tidak berusaha. Tapi, satu yang pasti. Usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Jadi, teruslah bermimpi, iringi dengan aksi maka semesta akan ikut meng-amin-kan dan tunggulah mimipi itu akan menjadi kenyataan.


Comments

  1. kelinci99
    Togel Online Terpercaya Dan Games Laiinnya Live Casino.
    HOT PROMO NEW MEMBER FREECHIPS 5ribu !!
    NEXT DEPOSIT 50ribu FREECHIPS 5RB !!
    Ada Bagi2 Freechips Untuk New Member + Bonus Depositnya Loh ,
    Yuk Daftarkan Sekarang Mumpung Ada Freechips Setiap Harinya
    segera daftar dan bermain ya selain Togel ad juga Games Online Betting lain nya ,
    yang bisa di mainkan dgn 1 userid saja .
    yukk daftar di www.kelinci99.casino

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

(Resensi) Novel Senja & Pagi - Alffy Rev & Linka Angelia

Cover buku 'Senja & Pagi' Penulis                        : Alffy Rev & Linka Angelia Penerbit                       : Loveable x Bhumi Anoma Penyunting                  : Dana Sudartoyo Pendesain Sampul       : Adji Waseso & Wirawinata Penata Letak                : DewickeyR Ukuran                         : 13 x 19 cm Jumlah Halaman          : 200 halaman Jilid                              : soft cover ISBN                 ...

RESENSI BUKU "REACH YOUR DREAMS" WIRDA MANSUR

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus Keluarga Tak Akan Pernah Tergantikan When Someone Hates You  How to be a good teenager Raih Dunia Lewat Alquran  Beberapa poin di atas adalah gambaran isi dari buku penulis Wirda Mansur ini. Bagaimana seorang remaja  yang dimasa kecilnya justru memutuskan untuk tidak melanjutkan bangku sekolah di tingkat SMP. Wirda berkeyakinan untuk menjadi seorang penghafal Qur'an di usia dini. Namun, siapa yang menyangka bahwa awal mula Wirda memutuskan untuk berhenti sekolah sebenarnya adalah karena mata kuliah matematika yang sangat menyusahkan. Wirda berkeyakinan bahwa hal tersebut adalah keputusan yang tepat. If there is a dream, there is a life. Lewat buku ini, Wirda berbagi semangat kepada pembaca untuk selalu percaya bahwa akan ada selalu jalan untuk impian, bahwa jalan impian tidak harus selalu mahal. Bahkan GRATIS! "Raih Dunia lewat Alquran". Itu prinspnya.

Diary of My First Travelling : Move and Take a Walk (Day 4)

Vihara yang dikunjungi Sabtu, 17/01/2016 Pada hari keempat ini , kita mulai untuk bergegas pindah ke hotel lain. Alasannya yaa cuman mau dapat suasana baru saja trus cari yang lebih murah juga hahaha. Beberapa hari sebelumnya sebenarnya kita sudah mencari lokasi penginapan murah di sekitar bukit bintang. Dan yaa, kita dapat tempat yang murah dan lokasinya strategis. Tenang saja, ada banyak penginapan di daerah Bukit Bintang. Tinggal di sesuaikan saja dengan kantong kita . Tipsnya: ada banyak penginapan-penginapan yang tak terlihat di pinggir jalan . Ada yg letaknya dilantai dua/tiga dan tidak tampak dari luar karena lantai dasar dijadikan sebagai tempat jualan/ warung makan. Itupun , tangga naiknya keciiil sekaliii , mungkin lebarnya hanya cukup satu orang . Ada banyak pokoknya yang seperti itu, jadi mata harus jeli soalnya biasa hanya tampak dari kertas selembaran yang tertempel di dinding bahwa ada penginapan di lantai atas. Alhasil kita menemukan hotel yang ...