Skip to main content

Ada Cinta dari Kaki Langit (Part 3)

Perjalanan menuju Umpungeng membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam dari Makassar. Waktu paling lama ketika berjalan kaki 6 jam dari Gattareng menuju Umpungeng. Pengalaman yang luar biasa. Segala macam rasa menjadi satu. Ada canda, tawa, mengeluh, sendiri, penasaran, dan terutama rasa capek. Hehehehe. Wajarlah bagi seorang pemula. Yang uniknya lagi, di setiap pemberhentian sungai, kami mengisi ulang tumblr kami. Jelas saja, tak ada rumah yang dapat kami singgahi untuk meminta air. Tapi tipsnya, ambil air di tempat yang mengalir, jangan di tempat yang tergenang. So, sungai juga jadi sumber kekuatan kami karena sekarang sumber air su dekat :D
Akhirnya setelah berjam-jam, kami tiba di Umpungeng dengan disambut beberapa warga di sana. Yah, selanjutnya mandi, makan, briefing dan yang paling penting istirahat. Selamat menunggu hari esok!

***
Di pagi hari, kami mulai bersiap-siap. Ah, udara yang sangat menggigil, sangat menusuk hingga tulang. Untung saja, saya membawa sleeping bag, lumayan meredam dinginnya malam hingga pagi menjelang. Saya sudah tidak sanggup lagi untuk mandi. Mungkin hanya hitung jari saja saya mandi di sana, maklum cuaca juga tidak panas amat, tidak membuat kita berkeringat kecuali ketika pulang dari sekolah karena jarak dari sekolah ke rumah indo' (rumah tetua adat yang ditempati tinggal) lumayan jauh juga, 1 kilometer. Setelah bersiap, kami menuju ke sekolah bersama volunteer yang lain. Proses belajar mengajarpun dimulai. Kebetulan saya mendapat kelas 1 SD, kelas anak-anak yang 'luar biasa' :)
Waktu masih awal, mereka sangat malu sekali, bahkan menjawab salam dari kami pun masih setengah-setengah. Tapi, setelah pendekatan dengan mereka, waw kita langsung akrab satu sama lain, bahkan sampai mengekor kemanapun kita pergi, mereka juga ikut. Hehehe. Oiya, bahasa mereka juga sangat lucu, Bugis campur Melayu. Saya sangat ingat salah satu kata anak itu yang populer di angkatan saya "Takde pale'dak" artinya tidak ada penghapus :D. Masa anak-anak, pada masa inilah mereka sangat aktif. Jadi yaah butuh perjuangan yang cukup keras juga untuk menaklukkan mereka. Sekolah telah usai. Namun, kami masih punya kegiatan di sore harinya. Kelas kreatif, bermain sambil belajar.
Dua hari berturut turut setelahnya berlangsung proses belajar mengajar yang sama seperti hari pertama tapi dengan mata pelajaran yang berbeda, sesuai dengan roster kelas mereka. Saat mata pelajaran olahraga,kami memulai dengan gerakan senam kemudian dilanjutkn dengan bermain asing (saling menghalangi). Beberapa ada yang tidak mau ikutan bermain karena salah satu temnnya juga tidak ikutan bermain. Hehehe, ingat waktu kecil dulu juga pernah begitu apalgi kalau tidak sekelompok dengan teman kita. Tapi, ya namanya anak-anak. Perlu rayuan yag lebih untuk membujuk mereka. Ingat yaa tanpa kekerasan dan membentak. Ketika kita membentak, hal itu akan berpangaruh pada mental anak, bisa jadi mereka juga lebih membangkang kepada kita, tapi tidak juga terlalu lembut. Tegas, tanpa menindas mental anak. Kalau tidak mau yaa tidak usah dipaksakan, namanya saja anak-anak masih moody-an. Di kelas kreatif,kami mengajarkan anak-anak membaca, menulis, berhitung dan mewarnai. Mereka sangat antusias. Bahkan ada yang ikut bermalam bersama kami di rumah indo' karena rumah mereka cukup jauh dari sekolah. Betul-betul patut di contoh. Ada juga dari mereka yang tidak berlaskan kaki saat ke sekolah, padahal matahari sangat terik ketika jam mereka usai belajar untuk pulang ke rumah.
Di hari terakhir, kami mengakhiri dengan mengambil momen bersama anak kelas 1 dan relawan kelas 1. Walaupun mereka sangat luar biasa aktifnya, tapi kepolosan mereka tak bisa berbohong, sisi kekanakan mereka masih tetap terjaga.
Saya sangat bangga menjadi bagian dari hidup mereka, walaupun merka tidak mengingat nama saya, wajh saya, tapi saya akan selalu mengingat kebahagiaan mereka, canda dan tawa dibalik jerih hati mereka. Saya tau pasti, mereka menginginkan para volunteer selalu ada di hari-hari mereka, membuatnya cerdas dan sukses tapi inilah hidup, tidak semua yang kita inginkan akan tercapai. Allah lah Maha Pengatur Segalanya. Semoga kelak beberapa tahun kemudian, saya dapt melihat adik-adik ini tumbuh menjadi generasi yang cerdas, berakhlak dan sukses sehingga bisa membaggakan desa mereka. DESA UMPUNGENG.

Comments

Popular posts from this blog

(Resensi) Novel Senja & Pagi - Alffy Rev & Linka Angelia

Cover buku 'Senja & Pagi' Penulis                        : Alffy Rev & Linka Angelia Penerbit                       : Loveable x Bhumi Anoma Penyunting                  : Dana Sudartoyo Pendesain Sampul       : Adji Waseso & Wirawinata Penata Letak                : DewickeyR Ukuran                         : 13 x 19 cm Jumlah Halaman          : 200 halaman Jilid                              : soft cover ISBN                            : 978-623-7211-00-6 Tahun Terbit                 : April 2019 "Katanya, rindu itu berat. Tapi bagi saya, 'rindu' itu tanggung jawab besar. Harga sejati yang harus dibayar untuk mengungkapkan kerinduan adalah menghalalkanmu"- Alffy Rev. Ketika dua sejoli mempunyai background yang sangat berbeda. Satu fokusnya di musik, satunya seprti anak seumuran lainnya mengikuti jenjang pendidikn, kuliah dan kerja. Namun, suatu ketika dipertemukan dalam satu projek yang sama untuk menemukan sosok pag

RESENSI BUKU "REACH YOUR DREAMS" WIRDA MANSUR

Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus Keluarga Tak Akan Pernah Tergantikan When Someone Hates You  How to be a good teenager Raih Dunia Lewat Alquran  Beberapa poin di atas adalah gambaran isi dari buku penulis Wirda Mansur ini. Bagaimana seorang remaja  yang dimasa kecilnya justru memutuskan untuk tidak melanjutkan bangku sekolah di tingkat SMP. Wirda berkeyakinan untuk menjadi seorang penghafal Qur'an di usia dini. Namun, siapa yang menyangka bahwa awal mula Wirda memutuskan untuk berhenti sekolah sebenarnya adalah karena mata kuliah matematika yang sangat menyusahkan. Wirda berkeyakinan bahwa hal tersebut adalah keputusan yang tepat. If there is a dream, there is a life. Lewat buku ini, Wirda berbagi semangat kepada pembaca untuk selalu percaya bahwa akan ada selalu jalan untuk impian, bahwa jalan impian tidak harus selalu mahal. Bahkan GRATIS! "Raih Dunia lewat Alquran". Itu prinspnya.

Resensi Anak Rantau

Penulis                        : Ahmad Fuadi Penerbit                       : PT. Falcon Penyunting                  : Edy Sembodo Ilustrasi Sampul          : Rio Sabda Ilustrasi Peta                : Hadi Santoso Ukuran                         : 14 x 20.5 cm Jumlah Halaman          : 382 halaman Jilid                              : soft cover ISBN                            : 978-602-60514-9-3 Tahun Terbit                 : Juli 2017